Pre-Eklamsi

Hal ini juga bisa di lihat di blog saya yang lain… Klik di sini

jeni adalah anak tunggal dari sebuah keluarga yang sederhana yang tinggal di pinggiran kota. dan walaupun anak satu-satunya ia pun sejak kecil sering di marahi ayah nya. dimata sang ayah tidak satupun pekerjaan yang benar yang dilakukan oleh jeni. setiap hari ia berusaha keras untuk melakukan sesuatu sesuai keingianan ayahnya, namun tetap saja hanya ketidakpuasan sang ayah yang ia dapatkan. begitu juga saat jeni berusia 17 tahun, tidak ada ucapan selamat ulang tahun yang keluar dari mulut ayahnya. Dan tak heran hal ini menjadikan jeni membeci ayahnya. yang melekat dalam diri nya sosok sang ayah adalah sosok pemarah dan tidak memperhatikan dirinya. dan akhirnya jeni pun memberontak, dan tidak pernah satu hari pun ia lewati tanpa bertengkar dengan ayahnya. beberapa hari setelah ulang tahun yang ke-17, ayah jeni meninggal dunia, akibat penyakit kanker yang tidak pernah ia ceritakan kepada siapa pun, kecuali pada istrinya. walaupun merasa sedih dan kehilangan, namun di alam diri jeni masih tersimpan rasa benci terhadap ayahnya. sampai suatu hari saat jeni membantu ibunya untuk membereskan barang-barang almarhum ia menemukan sebuah bingkisan yang dibungkus dengan rapi dan diatasnya tertulis “unutuk anak ku tersayang”, dan dengan hati-hati ia buka bingkisan tersebut, jeni pun membukanya. di dalam bingkisan tersebut terdapat sebuah ja, tangan dan buku yang telah lama ia idam-idamkan, disaping kedua benda itu terdapat sebuah kartu ucapan yang berwarna merah muda, warna kesukaan jeni, dengan perlahan ia membukanya dan mulai membacanya tulisan yang ayahnya, yang ia kenali betul sebagai tulisan tangan ayahnya.” Ya tuhan, terima kasih engkau telah mempercayai diriku yang rendah ini, untuk menerima karunia terbesar dalam hidupku. ku mohon ya tuhan, jadikan buah kasih hambamu ini orang yang bearti bagi sesamanya, dan bagi mu jagan lah kau berikan jalan yang membentang yang luas dan lurus, berikanlah jalan yang berliku dab berduri agar ia dapat meresapi kehidupan yang seutuhnnya.selagi aku mohon ya tuhan sertailah anak ku dalam setiap langkah yang ia tempuh jadika ia sesuai degan kehendak mu, Selamat ulang Tahun anakku, Doa ayah selalu menyertai mu. jeni pun mengangis dengan harunya. sehingga ibunya mendekati jeni dan bertanya “ada apa anak ku?”. jeni pun menceritakan semua tentang bikisan dan kartu ucapan tersebut. setelah menengar itu, ibunya pun mulai menceritakan semua tentang kenapa ayah mendidiknya nya sangat kerasa dan tegas hal itu bertujuan agar anaknya tumbuh menjadi wanita yang kuat dan tegar.

Cerita di atas mengigatkan kita bahwa untuk tidak hanya menilai sesuatu dari apa yang kita lihat dengan mata kita, tetapi juga dengan melihat mengguanakan hati. tidak selalu yang kita lihat itu adalah kenyataannya tetapi semua harus ditelaah dengan hati kita. kasih sayang ayah, ibu, bahkan yang Maha kuasa mungkin itu menyakitkan buat kita, tetapi itu aa makna yang dalam jika kita memahaminya dengan hati yang tulus….!!